Dewibet.com - Ritual bakar kapal tongkang kerap di kenal sebagai upacara bakar tongkang. Dalam bahasa Hokkien perayaan ini di rayakan pada Go Gwek Cap Lak ( tanggal 16 bulan lima lunar chinese ). Even tahunan ini dipromosikan oleh pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai sumber pariwisata.
Setiap tahunnya perayaan ini selalu di gelar di Bagansiapiapi dan telah terkenal sampai ke mancanegara. Setiap tahunnya ritual ini dapat menyedot wisatawan dari negara Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwam hingga Tiongkok daratan.
Perayaan ini di gelar untuk berterima kasih kepada dewa laut Kie Ong Ya yang telah menyelamatkan leluhur orang Tionghua untuk meyeberangi lautan dengan kapal kayu sederhana, dimana leluhur orang Tionghua pertama kali menapakkan kaki di daratan Selat Malaka. Mereka yang mendarat di tanah tersebut sebanyak 18 orang dan semuanya bermarga Ang.
Pada penanggalan Imlek bulan kelima tanggal 16, para perantau menginjakkan kaki di daratan tersebut, mereka menyadari bahwa di sana terdapat banyak ikan laut, dengan penuh sukacita mereka menangkap ikan untuk kebutuhan hidup. Mulailah mereka bertahan hidup di tanah perantauan tersebut.
Perdagangan di selat Melaka semakin ramai hingga membuat Belanda melirik Bagansiapiapi sebagai salah satu basis kekuatan laut Belanda, yang kemudian oleh Belanda membangun pelabuhan yang di Bagansiapiapi, konon katanya pelabuhan tersebut adalah pelabuhan paling canggih saat itu di selat Melaka.
Tidak hanya hasil laut yang saat itu menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Bagansiapiapi, tapi ada juga hasil karet alam yang juga sangat terkenal. Pada masa perang dunia I dan perang dunia II, Bagansiapiapi disebut sebagai salah satu daerah penghasil karet berkualitas tinggi yang saat itu banyak sekali dipakai untuk kebutuhan peralatan perang seperti ban dari bahan karet.
Pengolahan karet alam tersebut dilakukan sendiri oleh masyarakat Bagansiapiapi di beberapa pabrik karet di Bagansiapiapi. Namun setelah perang dunia II selesai, permintaan akan karet semakin menurun hingga beberapa pengusaha menutup pabrik karet tersebut.
Dari sisi kebudayaan, terdapat sebuah kelenteng tua yang sudah berumur ratusan tahun. Di tempat kelenteng inilah Dewa Kie Ong Ya saat ini disembahyangkan. Dewa Kie Ong Ya yang ada di dalam kelenteng Ing Hok Kiong saat ini adalah patung asli yang dibawa ke-18 perantau pada saat pertama kali menginjak kaki di daratan Bagansiapiapi.
Pada masa pemerintahan Orde Baru, perayaan Go Gwek Cap Lak sempat vakum selama puluhan tahun. Hingga tahun 2000, perayaan ini kembali digelar. Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir menjadikan ajang tahunan ini sebagai sarana pariwisata. Parayaan ini masuk dalam kalender visit Indonesia setiap tahunnya.
Posted by : Dewibet
No comments:
Post a Comment